Asuhan Keperawatan : Kehamilan Ektopik

A. Pengkajian
  1. Biodata
    • Nama, sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit atau Klinik atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
    • Umur, Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan tindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa penyakit atau kelainan tersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia produktif 25 - 45 tahun (Prawiroharjo S, 1999 ; 251).
    • Alamat, sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam pemeriksaan kehamilan.
    • Pendidikan, Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang gejala atau keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
    • Status pernikahan, Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali klien mengalami kehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
    • Pekerjaan, Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari - hari dari klien, sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.
  2. Keluhan Utama
  3. Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahan, selain itu klien mengalami amenorea.
  4. Riwayat penyakit sekarang
  5. Awalnya wanita mengalami amenorea beberapa minggu kemudian disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat, pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan per vagina :
    • Kadang disertai muntah.
    • Keadaan umum klien lemah dan adanya syok.
    • Terkumpulnya darah di rongga perut :
      • Menegakkan dinding perut nyeri
      • Dapat juga menyebabkan nyeri hebat hingga klien pingsan
    • Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi syok hipovolemik
  6. Riwayat penyakit masa lalu
  7. Mencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis, addresitis menyebabkan perlengkapan endosalping, Tuba menyempit atau membantu. Endometritis tidak baik bagian nidasi.
  8. Status obstetri ginekologi
    • Usia perkawinan, sering terjadi pada usia produktif 25 - 45 tahun, berdampak bagi psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
    • Riwayat persalinan yang lalu, apakah klien melakukan proses persalinan di petugas kesehatan atau di dukun.
    • Grade multi.
    • Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.
    • Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang menyengat. Kemungkinan adanya infeksi.
  9. Riwayat kesehatan keluarga
  10. Hal yang perlu dikaji juga adalah kesehatan suami, apakah suami mengalami infeksi sistem urogenetalia, dapat menular pada istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada servik.
  11. Riwayat Psikososial
  12. Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguan konsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan.
  13. Pola aktivitas sehari - hari
    • Pola nutrisi : Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah nausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul dirongga abdomen.
    • Eliminasi : Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi, itu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat nyeri, adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehingga tidak ada rangsangan dalam pengeluaran feses. Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500ml/hari, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
    • Personal hygiene : Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri, sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.
    • Pola aktivitas (istirahat tidur) : Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi atau defekasi akibat hematikei retropertonial menumpuk pada cavum Douglasi.
  14. Pemeriksaan Fisik
    • Keadaan umum
    • Tergantung banyaknya darah yang keluar dari tuba, keadaan umum ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan shock berat dan anemi (Prawiroharjo, 1999 ; 255)
    • Pemeriksaan kepala dan leher
    • Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis (Prawiroharjo, 1999 ;155)
    • Pemeriksaan leher dan thorak
    • Tanda - tanda kehamilan ektopik terganggu tidak dapat diidentifikasikan melalui leher dan thorax, payudara pada KET, biasanya mengalami perubahan.
    • Pemeriksaan abdomen
    • Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah di sisi uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan batas - batas yang tidak rata disamping uterus. Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada repture tuba perut menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam rongga peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang berkumpul ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,1999, hal 257).
    • Pemeriksaan genetalia
      • Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervagina. Perdarahan dari uterus biasanya sedikit - sedikit, berwarna merah kehitaman.
      • Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia dapat ditemukan adanya darah yang keluar sedikit.
    • Pemeriksaan ekstremitas
    • Pada ekstremitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral dingin akibat syok, serta tanda - tanda sianosis perifer pada tangan dan kaki.


B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan kehamilan ektopik terganggu adalah sebagai berikut :
  1. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial.
  2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
  3. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan.
  4. Berduka berhubungan dengan kematian janin.
  5. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber - sumber informasi.


C. Rencana Keperawatan
  1. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
  2. Keriteria Hasil : Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda - tanda vital dalam batas normal, dan tidak meringis kesakitan.
    Intervensi :
    • Tentukan sifat, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus, perdarahan, atau nyeri tekan abdomen
    • Kaji stress psikologi ibu atau pasangan dan respon emosional terhadap kejadian.
    • Berikan lingkungan yang tenang dan aktifitas untuk menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi misalnya nafas dalam, visualisasi distraksi dan jelaskan prosedur.
    • Kolaborasi :
    • Berikan narkotik atau sedative berikut obat - obat praoperatif bila prosedur pembedahan di indikasikan
  3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
  4. Tujuan : Pasien mampu mendemonstrasikan perfusi yang adekuat secara individual
    Kriteria hasil : Tanda - tanda vital stabil, membrane mukosa warna merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti biasa.
    Intervensi :
    • Awasi tanda vital, kaji pengisisn kapiler, warna kulit atau membran mukosa dan dasar kuku.
    • Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.
    • Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.
    • Kolaborasi :
    • Berikan SDM yang lengkap atau packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi tranfusi.
    • Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
  5. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan.
  6. Tujuan : cemas pasien berkurang
    Keriteria Hasil : Pasien tampak tenang. pasien tidak gelisah, dan menunjukkan kemampuan untuk menghadapi masalah.
    Intervensi :
    • Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien, serta berbicara dan berhubungan dengan pasien.
    • Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis, dan hindari argumentasi mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut.
    • Waspada terhadap tanda - tanda penolakan atau depresi, misalkan : menarik diri, marah, ucap - ucapan yang tidak tepat. Tentukan timbulnya ide bunuh diri dan kaji potensialnya pada skala 1 - 10.
    • Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara.
    • Izinkan pasien untuk merefleksikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi. Berikan informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu diekspresikan.
  7. Berduka berhubungan dengan kematian janin
  8. Keriteria Hasil : pasien menunjukkan rasa pergerakan kearah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk masa depan.
    Intervensi :
    • Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa bebas untuk dapat mendiskusikan perasaan dan masalah secara realistis.
    • Identifikasi rasa duka (seperti penyangkalan, marah, tawar menawar, depresi, dan penerimaan).
    • Identifikasi dan solusi pemecahan masalah untuk keberadaan respon - respon fisik misalnya : makan, tidur, tingkat aktifitas, dan hasrat seksual.
    • Dengarkan dengan aktif pandangan pasien dan selalu sedia untuk membantu jika diperlukan 
    • Kolaborasi :
    • Rujuk pada sumber - sumber lainnya misalnya konseling psikoterapi sesuai petunjuk.
  9. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber - sumber informasi.
  10. Keriteria Hasil : pasien berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.
    Intervensi :
    • Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragi.
    • Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep.
    • Diskusikan kemungkinan komplikasi jangka pendek pada ibu atau janin dari keadaan perdarahan.
    • Tinjau ulang komplikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan.


Baca juga mengenai Makalah Keperawatan : Kehamilan Ektopik

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Asuhan Keperawatan : Kehamilan Ektopik"