Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa : Isolasi Sosial

LAPORAN PENDAHULUAN   : ISOLASI SOSIAL (ISOS)


  1. MASALAH UTAMA
  2. ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
  1. PROSES TERJADINYA MASALAH
    1. Pengertian
    2. Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari interaksi dengan orang lain. Individu marasa dirinya kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran prestasi, atau kegagalan . ia kesulian untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain  (Balitbang, 2007).

    3. Tanda dan Gejala
    4. Data subyektif
      • Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
      • Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
      • Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
      • Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
      • Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
      • Pasien merasa tidak berguna
      • Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

      Data obyektif
      • Tidak memiliki teman dekat
      • Menarik diri
      • Tidak komunikatif
      • Tindakan berulang dan tidak bermakna
      • Asyik dengan pikirannya sendiri
      • Tak ada kontak mata
      • Tampak sedih, afek tumpul
      • (Yosep iyus, 2009)


    5. Penyebab
    6. Penyebab dari isolasi sosial adalah harga diri rendah ( HDR ). Harga diri rendah adalah Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
      Berikut ini adalah tanda dan gejala  harga diri rendah :
      • Mengkritik diri sendiri
      • Perasaan tidak mampu
      • Pandangan hidup yang pesimis
      • Penurunan produktifitas
      • Penolakan terhadap kemampuan diri


    7. Akibat
    8. Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi.  Halusinasi adalah suatu keadaan  yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi semua system  penginderaan  pada seseorang dalam keadaan sadar penuh ( baik ).
      Gejala Klinis :
      • Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
      • Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
      • Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
      • Tidak dapat memusatkan perhatian.
      • Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
      • Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
      • (Budi Anna Keliat, 2009)


    9. POHON MASALAH


    10. Pohon Masalah Isolasi Sosial - Menarik Diri LP Isolasi Sosial - Menarik Diri Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial - Menarik Diri SP Isolasi Sosial - Menarik Diri Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial - Menarik Diri
      Pohon Masalah Isolasi Sosial - Menarik Diri


    11. Penatalaksanaan
      1. Farmakologi
        • Obat anti psikosis : Penotizin
        • Obat anti depresi : Amitripilin
        • Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
        • Obat anti insomnia : Phneobarbital

      2. Terapi
        1. Terapi keluarga
        2. Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien  dengan memberikan perhatian
          1. BHSP
          2. Jangan memancing emosi klien
          3. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
          4. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
          5. Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya
        3. Terapi kelompok
        4. Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
        5. Terapi musik
        6. Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan kesadaran pasien.


    12. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
      1. Masalah keperawatan:
        1. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…
        2. Isolasi sosial: menarik diri
        3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
      2. Data yang perlu dikaji
        1. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
        2. Data Subjektif:
          • Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
          • Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
          • Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
          • Klien merasa makan sesuatu
          • Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
          • Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
          • Klien ingin memukul/melempar barang-barang
          Data Objektif:
          • Klien berbicara dan tertawa sendiri
          • Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
          • Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
          • Disorientasi
      3. Isolasi Sosial : menarik diri
      4. Data Subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. Data Obyektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
      5. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
      6. Data subyektif:
        • Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
        Data obyektif:
        • Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.



    13. Diagnosa Keperawatan
    14. Isolasi Sosial: Menarik diri

    15. Rencana Tindakan Keperawatan
    16. Diagnosa 1: Menarik diri
      Tujuan Umum :
      Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
      Tujuan Khusus :
      1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
      2. Tindakan :
        • Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
          1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
          2. Perkenalkan diri dengan sopan
          3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
          4. Jelaskan tujuan pertemuan
          5. Jujur dan menepati janji
          6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
          7. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
      3. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
      4. Tindakan:
        • Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
        • Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
        • Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
        • Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
      5. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
      6. Tindakan :
        • Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
        • Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
          1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
          2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
          3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
        • Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
          1. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
          2. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
          3. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
      7. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
      8. Tindakan:
        • Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
        • Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
          • K – P
          • K – P – P lain
          • K – P – P lain – K lain
          • K – Kel/Klp/Masy
        • Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
        • Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
        • Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
        • Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
        • Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
      9. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
      10. Tindakan:
        • Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
        • Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
        • Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain
      11. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
      12. Tindakan:
        • Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
          1. Salam, perkenalan diri
          2. Jelaskan tujuan
          3. Buat kontrak
          4. Eksplorasi perasaan klien
        • Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
          1. Perilaku menarik diri
          2. Penyebab perilaku menarik diri
          3. Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
          4. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
        • Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
        • Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
        • Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
         


      DAFTAR PUSTAKA
      1. Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan  Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
      2. Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
      3. Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa : Isolasi Sosial"

Post a Comment