LAPORAN PENDAHULUAN : PERILAKU KEKERASAN (PK)
- Masalah Utama : Perilaku Kekerasaan
- Proses Terjadinya Masalah
- Pengertian Perilaku kekerasaan adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikolog
- Mata merah
- Pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Suka berdebat
- Sering memaksakan kehendak
- Merampas makanan, memukul jika tidak senang
- Mengeluh merasa terancam
- Mengungkapkan perasaan tak berguna
- Mengungkapkan perasaan jengkel
- Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, sesak dan bingung
- Penyebab HDR (Harga Diri Rendah)
- Pengertian Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami.
- Tanda dan Gejala Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
- Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
- Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
- Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
- Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
- Akibat Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan – tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan, misalnya menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dan lain – lain. Sehingga pasien dengan perilaku kekerasan beresiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
- Penatalaksanaan
- Farmakologi
- Obat anti psikosis: Penotizin
- Obat anti depresi: Amitripilin
- Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
- Obat anti insomnia: Phneobarbital
- Terapi modalitas
- Terapi keluarga Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
- BHSP
- Jangan memancing emosi klien
- Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
- Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
- Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya
- Terapi kelompok Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan tingkah laku pada orang lain.
- Terapi musik Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan kesadaran klien
- PohonMasalah
- Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
- Masalah keperawatan:
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
- Perilaku kekerasan / amuk
- Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
- Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang‑barang.
- Perilaku kekerasan / amuk Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang‑barang.
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data subyektif:
- DiagnosaKeperawatan
- Perilaku kekerasan
- RencanaTindakan Diagnosa 1: perilaku kekerasan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan:
- Bina hubungan saling percaya :salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan
- Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
- Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku Tindakan:
- Beri kesempatan mengungkapkan
- Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
- Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap
- Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku Tindakan :
- Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
- Observasi tanda perilaku
- Simpulkan bersama klien tanda‑tanda jengkel/kesal yang dialami
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Tindakan:
- Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
- Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
- Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku Tindakan:
- Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
- Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
- Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
- Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan. Tindakan :
- Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
- Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik :tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
- Secara verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
- Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
- Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku Tindakan:
- Bantu memilihcara yang paling tepat.
- Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah
- Bantu mensimulasikan cara yang telah
- Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam
- Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
- Klien mendapat dukungan dari Tindakan :
- Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
- Beri reinforcement positif atas keterlibatan
- Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program). Tindakan:
- Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efeksamping).
- Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
- Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
- Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
- Maramis, W.F.2005. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Ed.9 Surabaya: Airlangga University Press.
- Stuart, E.W& Sudden S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemah). Jakarta:EGC
- Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
(Budi Ana Keliat, 2005)
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri maupun orang lain, sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap sesuatu stresor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep, 2007)
Tanda dan gejala :
Data obyektif :
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak mampu dalam mencapai keinginan.
(Fitria, 2009).
( Yosep, 2009)
Pohon Masalah Perilaku Kekerasan : Amuk |
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
Tujuan Umum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa : Perilaku Kekerasan"
Post a Comment