Asuhan Keperawatan : Infeksi Puerperalis

A. Pengkajian Keperawatan
  1. Identitas klien.
  2. Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dan lain - lain.
  3. Riwayat kesehatan
    • Riwayat kesehatan sekarang.
    • Keluhan yang dirasakan ibu saat ini :
      Pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum. Adanya leukore dan lochia berbau menyengat.
    • Riwayat kesehatan dahulu.
    • Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, mioma uteri, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa plasenta.
  4. Riwayat penyakit keluarga.
  5. Ada riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.
  6. Riwayat obstetric.
  7. Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu haid.
  8. Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin,kawin yang keberapa, usia mulai hamil.
  9. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu.
    • Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus.
    • Riwayat persalinan meliputi : Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
    • Riwayat nifas meliputi : Keadaan lochia, apakah ada perdarahan, ASI cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
  10. Riwayat kehamilan sekarang.
    • Hamil muda : keluhan selama hamil muda.
    • Hamil tua : keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
  11. Riwayat ANC meliputi : Dimana tempat pelayanan, berapa kali perawatan serta pengobatannya yang didapat.
  12. Riwayat persalinan sekarang
  13. Pada riwayat persalinan sekarang meliputi : tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misalnya : retensio plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan), anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
  14. Pemeriksaan fisik
    • Pemeriksaan umum
      • Aktivitas istirahat
      • Tanda : Kelelahan atau keletihan ( persalinan lama, seresor, pasca partum multipel ).
      • Sirkulasi
      • Tanda : Takikardi.
      • Penggunaan Obat - Obatan
      • Tanda : Ansietas jelas ( peritonitis ).
      • Status Psikologis
      • Tanda :
        • Anoreksia, mual atau muntah.
        • Haus, membran mukosa kering.
        • Distenti abdomen, kekakuan, nyeri lepas (peritonitis).
      • Neurosensori
      • Tanda : Sakit kepala
      • Nyeri atau Ketidaknyamanan
      • Tanda :
        • Nyeri lokal, disuria, ketidakmampuan abdomen.
        • Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan dengan guarding (endometritis).
        • Nyeri atau kekakuan abdomen unilateral atau bilateral ( salpingitis atau ooferitis, parametritis ).
      • Pernapasan
      • Tanda : Pernapasan cepat atau dangkal ( berat atau proses sistemik).
      • Keamanan
      • Suhu 104,40 F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus menerus, namun 24 jam pasca partum adalah tanda infeksi, namun suhu tinggi dari 1010 F (38,90 C) pada 24 jam pertama menandakan berlanjutnya infeksi.
  15. Pemeriksaan khusus
    • Uterus
    • Meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
    • Lochia
    • Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.
    • Perineum
    • Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan.
    • Vulva
    • Dilihat apakah ada edema atau tidak.
    • Payudara
    • Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum.
  16. Pemeriksaan Diagnostik
    • Hemoglobin atau hematokrit (Hb atau Ht) mengalami penurunan pada keadaan anemia.
    • Kultur (aerobik atau anaerobik) dari bahan intrauterus atau intraservikal atau drainase luka atau perwarnaan gram di uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
    • Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran kemih.
    • Ultrasonografi menentukan adanya fragmen - fragmen plasenta yang tertahan melokalisasi abses perineum.
    • Pemeriksan bimanual : menentukan sifat dan lokal nyeri pelvis, massa atau pembentukan abses, serta adanya vena - vena dengan trombosis.


B. Diagnosa Keperawatan
  1. Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif.
  2. Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit.
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat.


C. Rencana Keperawatan
  1. Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif.
  2. Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi.
    Keriteria Hasil : TTV dalam batas normal, wajah klien tampak rileks atau tidak meringis.
    Intervensi :
    • Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau nyeri.
    • Rasional : Membantu dalam diagnosa banding keterlibatan jaringan pada proses infeksi.
    • Berikan instruksi mengenal, membantu, mempertahankan kebersihan dan kehangatan.
    • Rasional : Meningkatkan kesejahteraan umum dan pemulihan, menghilangkan ketidaknyamanan berkenaan dengan menggigil.
    • Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi, memberikan aktivitas pengalihan seperti : radio, televisi, membaca.
    • Rasional : Memfokuskan kembali perhatian klien, meningkatkan prilaku positif dengan ketidaknyamanan.
    • Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan karenanya anjurkan dan berikan instruksi dalam penggunaan pompa payudara listrik / manual.
    • Rasional : Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran payudara, meningkatkan keadekuatan suplai ASI pada klien menyusui.
    • Kolaborasi :
      • Berikan analgetik atau antipiretik.
      • Berikan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu pemanas atau rendam duduk sesuai indikasi.
      Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi pada klien menyusui.

  3. Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit.
  4. Tujuan : Penyebaran infeksi tidak terjadi.
    Keriteria Hasil : Mencapai pemulihan tepat waktu, bebas dari komplikasi tambahan.
    Intervensi :
    • Tinjau ulang catatan prenatal, intra partum dan pasca partum.
    • Rasional : Mengidentifikasi faktor - faktor yang menempatkan klien pada kategori resti terhadap terjadinya penyebaran infeksi pasca partum.
    • Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjung.
    • Rasional : Membantu mencegah kontaminasi silang.
    • Anjurkan atau demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih, defekasi dan sering ganti balutan Anjurkan atau demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih, defekasi dan sering ganti balutan.
    • Rasional : Pembersihan melepaskan kontaminasi urinarius atau fekal.
    • Demonstrasikan masase fundus yang tepat.
    • Rasional : Meningkatkan kontraktilitas uterus dan involusi.
    • Monitor TTV.
    • Rasional : Peningkatan TTV menyertai infeksi, fluktuasi.
    • Observasi tanda infeksi lain.
    • Rasional : Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan, meningkatkan resolusi infeksi.
    • Anjurkan posisi semi fowler.
    • Rasional : Meningkatkan aliran lochea dan drainase uterus
    • Anjurkan ibu menyusui secara periodic memeriksa mulut bayi terhadap adanya bercak putih.
    • Rasional : Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek samping umum dari terapi antibiotic.
    • Kolaborasi :
      • Pantau pemeriksaan laboratorium.
      • Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembab
  5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat.
  6. Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh dapat terpenuhi.
    Keriteria Hasil : Hb atau Ht dalam batas normal, penurunan berat badan.
    Intervensi :
    • Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral dibatasi.
    • Rasional : Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru. Zat besi untuk sintesis Hb, vitamin.C memudahkan absorbsi zat besi dan untuk sintesis dinding sel.
    • Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml / hari jus, sup dan cairan nutrisi.
    • Rasional : Memberikan kalori dan nutrien untuk memenuhi kebutuhan metabolic, mengganti kehilangan cairan.
    • Anjurkan tidur atau istirahat adekuat.
    • Rasional : Menurunkan laju metabolisme, memungkinkan nutrient dan O2 untuk digunakan dalam proses pemulihan.
    • Kolaborasi :
      • Berikan cairan atau nutrisi parenteral
      Rasional : Untuk mengatasi dehidrasi, mengganti kehilangan cairan.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Asuhan Keperawatan : Infeksi Puerperalis"

Post a Comment